PURBALINGGA INFO- Sebanyak 45 penulis perempuan Purbalingga meluncurkan buku Potret Diri, sebuah Antologi Puisi karya penulis perempuan Purbalingga. Kegiatan peluncuran buku diadakan di lantai 4 Braling Hotel, Minggu (26/12/2021).Hadir dalam kesempatan tersebut Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga, Imam Wahyudi yang mengatakan bahwa sastra bisa bisa menjadi gambaran kondisi sebuah peradaban atau masyarakat. Menurutnya, tidak ada peradaban yang bisa dirubah maju tanpa karya sastra.“Sastra bisa menjadi gambaran kondisi masyarakat beserta dinamikanya. Chairil Anwar, Taufik Ismail dan lainnya bisa menjadi gambaran kondisi sosial budaya masyarakat pada waktu itu,” katanya.Imam menambahkan, dirinya banyak mengikuti perkembangan sastra termasuk di wilayah Banyumas. Dalam kesempatan tersebut imam menuturkan bahwa koleksi bukunya di rumah mencapai lebih dari 2000 buku dari segala genre mulai dari sejarah, ilmiah bahkan sastra.“Saya mengoleksi semua karya Pramoedya Ananta Toer. Bahkan saya mengikuti buku babad Banyumas hingga 12 jilid,” ujarnya.Imam mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga mengapresiasi penulis perempuan Purbalingga yang telah meluncurkan dua seri buku Antologi Puisi. Tahun 2020 dan 2021 ini, peluncuran tersebut menjadi bukti eksistensi penulis khususnya perempuan di Kabupaten Purbalingga.“Kami atas nama pemerintah Kabupaten Purbalingga menyampaikan apresiasi kepada para penulis perempuan Purbalingga yang telah meluncurkan dua seri buku. Semoga akan terus eksis menelurkan karyanya,” imbuhnya.Ketua penulis perempuan Windu Setianingsih menuturkan peluncuran buku tersebut bertujuan memperingati hari ibu ke-93 dan Hari Jadi Purbalingga ke-191. Penulis perempuan Purbalingga dihimpun mulai tahun 2020 berawal dari Katasapa besutan Ryan Rachman yang kemudian membentuk penulis perempuan Purbalingga. Penulis perempuan Purbalingga berlatar belakang lahir, tinggal atau pernah tinggal di Purbalingga.“Terima kasih kami sampaikan kepada mas Ryan Rachman dan Katasapanya yang hingga diterbitkannya kumpulan puisi memfasilitasi kami. Di tahun 2020 baru ada sekitar 21 penulis perempuan dan sekarang sudah ada 45 (penulis perempuan),” tuturnya.Indra Devandra, dari SIP publishing, penerbit yang mencetak dan menerbitkan Antologi Puisi takjub akan karya-karya penulis perempuan Purbalingga. SIP publishing merasa terhormat bisa menjadi bagian dari sejarah untuk ikut menerbitkan karya penulis perempuan Purbalingga.“Ini adalah sebuah kehormatan bagi kami. Untuk ikut menjadi saksi sejarah dalam penerbitan buku ini,” pungkasnya. (LL/Kominfo)