Kasus Aktif Meningkat, Masyarakat Diminta Tetap Jaga Prokes


PURBALINGGA INFO- Meningkatnya kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Purbalingga dalam beberapa hari harus diwaspadai namun tidak dengan kekhawatiran yang berlebih. Hal tersebut disampaikan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat memimpin rapat koordinasi Forkopimda penanggulangan ledakan Covid-19, Rabu (2/2/2022) di Graha Adiguna komplek Pendapa Dipokusumo Purbalingga.

Bupati mengatakan, dalam beberapa hari di pekan lalu terjadi peningkatan jumlah kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Purbalingga yaitu berjumlah 36 orang. Dari jumlah tersebut terdapat 9 orang yang dirawat di fasilitas kesehatan dan 27 orang melakukan isolasi mandiri di rumah.

“Dalam beberapa hari terakhir ada peningkatan jumlah kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Purbalingga. Ini perlu diwaspadai tapi juga jangan khawatir secara berlebih,” katanya.

Bupati meminta kepada masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan Covid-19 agar penyebarannya tidak semakin meluas. Jogo Tonggo yang dianggap sudah mulai mengendur diharapkan agar bisa diterapkan kembali sehingga kepedulian warga terhadap Covid-19 kembali meningkat.

“Kemarin Senin saya rapat dengan Gubernur supaya Jogo Tonggo digalakkan lagi. Saya melihat seiring melandainya Covid kemarin, Jogo Tonggo juga ikut kendur,” ujarnya.

Bupati juga meminta kesiapan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) dalam menghadapi lonjakan kasus aktif Covid-19. Kesiapan dari segi obat, ketersediaan ruang isolasi, vitamin hingga Nakes sebagai ujung tombak penanganan harus dioptimalkan sebaik mungkin.

“Oksigen juga harus dipastikan cukup sehingga kita siap menghadapi situasi yang terburuk sekalipun,” katanya.

Bupati juga meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) untuk bersurat kepada para kepala sekolah untuk lebih berhati-hati dalam melakukan PTM (Pembelajaran Tatap Muka). Kepala sekolah diminta untuk mempersiapkan sekolahnya untuk Isoter jika random sampling yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ditemukan siswa yang positif Covid-19.

“Kepala sekolah harus bertanggung jawab menyediakan Isoter jika siswanya positif. Kalau ada yang positif PTM distop dulu saja,” tambah Bupati.

Bupati menggaris bawahi tidak melarang kegiatan sosial di tengah masyarakat. Akan tetapi, Bupati meminta kepada Satgas Covid-19 di tingkat Kecamatan untuk memilah kegiatan apa yang akan mendapatkan izin dan melakukan pembatasan seperti jumlah peserta atau pengunjung yang tidak melebihi 40 orang.

“Saya tekankan tidak melarang tapi mengizinkan dengan pembatasan-pembatasan,” ujarnya.

Sektor ekonomi dan wisata juga tak luput dari perhatian Bupati. Pegiat wisata harus mematuhi dan menerapkan aturan seperti penerapan aplikasi pedulilindungi dengan baik serta memastikan Prokes berjalan dengan baik.

“Di pasar juga saya minta pedagang serta pembeli memakai masker. Di tiket wisata kalau bisa juga menyediakan masker. Kepada Dinnaker juga saya minta agar pimpinan pabrik-pabrik bisa menerapkan Prokes,” kata Bupati.

Ketua DPRD Purbalingga, HR Bambang Irawan sependapat dengan Bupati. Menurutnya, walaupun gejala varian Omicron tidak seberat varian sebelumnya, pihak terkait harus segera melakukan langkah antisipatif untuk menghadapi lonjakan kasus aktif Covid-19.

“Klaster Covid-19 harus ditemukan dulu. Dari mana asalnya. Kita harapkan jangan seperti terjadi di (SMA) Al-Irsyad Purwokerto. Omicron memang gejalanya ringan tapi kita harus tetap hati-hati,” kata Bambang.

PTM
Menanggulangi klaster sekolah, Pemkab akan melakukan langkah antisipatif. Jika sekolah menemukan siswa yang mengalami gejala Covid-19, maka diharapkan untuk segera berkoordinasi dengan Puskesmas terdekat untuk dilakukan tes PCR. Jika ditemukan hasil positif maka PTM untuk dihentikan terlebih dahulu.

Langkah preventif tersebut akan dilakukan oleh Pemkab Purbalingga melalui Dinkes yaitu dengan melakukan tes terhadap 235 siswa SMK N Jateng di Purbalingga yang mengalami gejala batuk dan pilek. Kepala Dinkes Purbalingga, Jusi Febrianto menuturkan akan segera bergerak ke sekolah tersebut untuk melakukan tes PCR.

“Hari ini juga kita lakukan tes kepada siswa-siswa tersebut. Semoga hasilnya negatif semua sehingga PTM bisa berlanjut,” kata Jusi.

Dalam antisipasi menghadapi lonjakan kasus aktif, Dinkes telah berkoordinasi dengan Rumah Sakit baik negeri maupun swasta yang ada di Purbalingga. Ada maksimal 284 bed yang disediakan untuk menghadapi lonjakan dan jika terjadi ledakan maka Isoter akan dilakukan di ex-SMP 3 Purbalingga.

“Kami sudah berkoordinasi dan jika membludak maka ex SMP 3 bisa jadi tempat Isoter,” pungkasnya. (LL/ Kominfo).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *