PURBALINGGA_ Sebanyak 198 mahasiswa KKN Universitas Jenderal Soedirman diharapkan mampu berperan menurunkan angka kemiskinan dan stunting di Kabupaten Purbalingga. Mereka merupakan mahasiswa yang akan melakukan KKN di 13 desa di wilayah Kecamatan Kejobong dan 9 desa di wilayah Kecamatan Pengadegan. KKN dilaksanakan selama 35 hari mulai 5 Januari – 8 Februari 2023.
“Setelah panjenengan KKN di wilayah Kejobong dan Pengadegan, harus ada penurunan angka kemiskinan dan stunting. Waktu panjenengan datang kemiskinan berapa prosen, setelah panjenengan selesai KKN 8 Februari berapa prosen,” kata Wakil Bupati Purbalingga H. Sudono, S. T, M. T saat menerima Mahasiswa KKN di operation room Graha Adi Guna, Kamis (5/01/2023).
Dari data yang ada angka stunting di Purbalingga di posisi 13,79 %. Target dari pemerintah pusat pada tahun 2024 berada di angka 14 %. Mahasiswa KKN diminta memberikan solusi, untuk mempertahankan progres tersebut sehingga tahun 2024 kita masih di bawah 14 %.
Dikatakan, perkembangan UMKM dan Badan Usaha Milik Desa di Kecamatan Kejobong dan Pengadegan banyak bergerak di bidang pertanian dan wisata, diharapkan mahasiswa KKN menjadi jembatan untuk kerjasama yang kolaboratif dan bersinergi antara Pemerintah Kabupaten Purbalingga dengan Universitas Jenderal Soedirman.
“Sebelum berakhir harus dicek dulu, keberhasilan para KKN dengan ilmu yang didapatkan di perkuliahan dengan ilmu yang ada di masyarakat, kalau itu berhasil berarti kolaborasinya bagus” tuturnya.
Kepala Bapelitbangda Suroto melaporkan, bahwa di tahun 2023 Presiden telah mengakhiri penerapan PPKM sehingga kerumunan sudah diperbolehkan, namun dihimbau agar pelaksanaan KKN reguler UNSOED tetap menerapkan protokol kesehatan. Permasalahan utama yang dihadapi pasca pandemi adalah pemulihan ekonomi.
“Mahasiswa KKN bisa mempelajari dan memberikan akses bagi pengembangan UMKM dan BUMDes sesuai dengan tema KKN, pemberdayaan UMKM dan BUMDes untuk menggerakan ekonomi masyarakat.” tuturnya. (AnisaPKL_humaspurbalingga)
