FFP Berperan Bentuk Karakter Pelajar

PURBALINGGA INFO- Festival Film Purbalingga (FFP) yang kini memasuki usianya yang ke-17 ternyata berperan untuk membentuk karakter pelajar. Hal tersebut disampaikan Dr. Teguh Trianton, akademisi yang meneliti tentang fenomena FFP yang berdampak pada kehidupan masyarakat di sekitar Banyumas Raya pada acara Lokakarya Kurikulum Perfilman dan Hasil Pemetaan FFP, Kamis (12/1/2023) di Bralink Hotel Purbalingga.
Teguh mengatakan, dari beberapa narasumber sampling sekolah khususnya para guru menegaskan bahwa dengan adanya FFP memunculkan semangat untuk berkreativitas dan menghadirkan prestasi. Menurutnya, ada beberapa siswa tertentu yang butuh aktualisasi diri selain akademik dan pembentukan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler sinematografi atau perfilman mampu menciptakan sisi lain dari para siswa.
“Para guru mengaku dengan adanya FFP yang harus dipersiapkan oleh sekolah membuat kreativitas dan prestasi siswa tumbuh. Itu juga menghadirkan pembentukan karakter,” katanya.
Dia menambahkan, dengan adanya FFP dan pemutaran layar tancap hingga tingkat Desa, berekses pada banyak hal. Salah satunya adalah pemberdayaan UMKM yang ada di sekitar Desa yang menjadi titik pemutaran film layar tancap. Dari hasil penelitiannya, omset dari penjual atau pelaku UMKM pada gelaran layar tancap FFP bisa mencapai puluhan juta rupiah.
“Selain itu, karena FFP mengangkat isu lokalitas maka dampak sosialnya lebih mengena kepada masyarakat,” katanya.
Senada, Arif Hidayat, M.Hum yang juga merupakan unsur akademisi dalam kegiatan tersebut menjelaskan bahwa dari 35 Desa yang tersebar di wilayah Barlingmascakeb yang juga menjadi obyek penelitian beranggapan FFP dan pemutaran layar tancap memiliki dampak yang luas. Masih menurut Arif, salah satu Kades yaitu Fajar Prasetyo (Kades Serayu Larangan Mrebet) mengaku dengan adanya pemutaran film layar tancap di Desanya bisa membangkitkan perekonomian Pasca Covid-19.
“Dampak politiknya juga bisa dirasakan. Misalnya rekonsiliasi Pasca Pilkades yang biasanya membuat tensi politik di akar rumput meningkat,” ujarnya.
Sebagai informasi, FFP dipercaya mengelola dana dari Kemendikbud-Ristek RI melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan (melalui Dana Indonesiana) selama tiga tahun mulai dari 2022 hingga 2025. Direktur FFP, Nanki Nirmanto pada kesempatan tersebut menyampaikan rasa bangganya karena FFP menjadi salah satu dari 13 event atau komunitas di seluruh Indonesia yang ditunjuk Kemendikbud-Ristek mengelola Dana Indonesiana.
“Tak lupa kami juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Purbalingga yang telah memberikan banyak dukungan sehingga selama 17 tahun kami konsisten menggelar FFP,” tuturnya.
Kurator Dana Indonesiana, Kemendikbud-Ristek, Kusen Alipah Hadi dalam sambutannya menyebutkan bahwa FFP tidak mengajukan proposal kegiatan kepada mereka. Namun, pihaknya lah yang menunjuk FFP karena pihaknya melihat FFP memberikan nilai kepada masyarakat seperti nilai sosial yang kuat.
“Kami lah yang melamar ke FFP, bukan FFP yang melamar ke kami karena kami melihat FFP memberikan nilai sosial yang kuat kepada masyarakat,” ujarnya.
Hadir mewakili Bupati, Kepala Dindikbud Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi, SH., MH menyampaikan dukungan kepada FFP. Dirinya berharap FFP bisa berbicara banyak di tingkat Nasional bahkan Internasional.
“Kami berharap FFP bisa berbicara banyak di tingkat nasional bahkan internasional,” pungkasnya. (LL/Kominfo).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *