PURBALINGGA – Rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia tingkat Kabupaten Purbalingga resmi dimulai dengan nuansa religius. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga mengawali rangkaian kegiatan tersebut dengan menggelar Khotmil Qur’an, Istighosah, Pengajian, dan Doa Bersama di Pendapa Dipokusumo, Jumat malam (1/8/2025).
Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, yang membuka secara resmi kegiatan tersebut, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi awal yang baik dalam seluruh rangkaian HUT RI tahun ini.
“Semoga ini menjadi awal yang baik karena rangkaian peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dibuka dengan kegiatan doa bersama melalui istighosah. Dan insya Allah akan ditutup dengan Purbalingga Bersholawat di akhir bulan Agustus,” ujar Wabup.
Lebih lanjut, Wabup Dimas menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya pemkab untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, mempererat hubungan antara umaro, ulama, dan umat, serta memberikan apresiasi kepada masyarakat dan para tokoh agama atas peran aktif mereka dalam menghidupkan kegiatan keagamaan.
“Ini adalah bentuk ikhtiar kita untuk menyelaraskan antara pembangunan fisik dan pembangunan rohani. Karena kita sadar, kemajuan daerah tak cukup hanya dengan infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga harus dibarengi dengan kekuatan spiritual dan kebersamaan sosial,” tambahnya.
Acara religius ini diisi oleh sejumlah tokoh ulama, yakni KH Mashudi Munir Al Hafidz dari Pondok Pesantren Al Mushfiyah Karanganyar yang memimpin Khotmil Qur’an, KH Nurcholis Masrur dari Ponpes Az-Zuhriyah yang memimpin Istighosah, serta pengajian yang disampaikan oleh KH Roghib Abdurrahman, Ketua MUI Kabupaten Purbalingga.
Turut hadir dalam kegiatan ini jajaran Forkopimda, Sekretaris Daerah Herni Sulasti, dan Wakil Ketua TP PKK, Denita Dimas Prasetyahani. Kegiatan pembuka ini merupakan bagian dari program “Pendopo untuk Rakyat” yang baru saja diluncurkan oleh Bupati Purbalingga, Fahmi M Hanif beberapa waktu lalu. Program tersebut bertujuan menjadikan pendopo sebagai ruang inklusif bagi masyarakat dan pemerintah untuk bersilaturahmi, berdiskusi, dan memperkuat nilai spiritual serta kebersamaan sosial.(tha/prokompim)
