PEMKAB SIAPKAN PERBUP UNTUK MANUAL RUJUKAN BAGI IBU HAMIL DENGAN KONDISI DARURAT

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat memberikan arahan mengenai penurunan AKI-AKB, di Pendopo Dipokusumo Purbalingga, Jumat 17/03/2023. – foto:Humpro Setda Purbalingga

963RGSFM, PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga diminta untuk membuat manual rujukan bagi ibu hamil dengan kondisi darurat. Manual rujukan ini nantinya sebagai petunjuk yang tepat agar bumil gawat darurat ini mendapatkan penanganan cepat dan tepat mencegah kematian ibu/bayi.

Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dalam kegiatan Coffe Morning Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu/Bayi (AKI/AKB) Dinas Kesehatan Purbalingga, Jum’at (17/03/2023) di Pendopo Dipokusumo Purbalingga.

Bupati Tiwi mengungkapkan, Manual rujukan tersebut akan mengatur ibu hamil dengan kondisi tertentu apalagi gawat darurat, untuk harus dirujuk ke rumah sakit PONEK (pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif) atau menuju PONEK.

“Saat ini di Purbalingga belum ada rumah sakit PONEK, akan tetapi baru tahap menuju PONEK, yakni RSUD dr Goeteng Taroenadibrata dan RSU Ummu Hani. Oleh karenanya saya berpesan agar kedua rumah sakit ini agar bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) termasuk sarprasnya,” katanya.

Bupati Tiwi juga mengungkapkan, nantinya manual rujukan tersebut juga akan di Perbupkan sebagai landasan hukum yang kuat, sehingga nantinya apabila ada fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak menaati manual rujukan tersebut bisa terkena sanksi.

“nantinya setelah ada perbup mengenai rujukan, faskes/rumah sakit harus mematuhi, kalau tidak ya bisa kena sanksi,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Purbalingga, Jusi Febrianto mengungkapkan jumlah kematian ibu di Purbalingga tahun 2023 pada Bulan Maret ini sudah mencapai 6 kasus. Padahal target jumlah maksimal kasus kematian ibu tahun 2023 ini adalah 9 kasus.

“Pada bulan ke-3 saja kita sudah mencapai 6 kasus. Artinya ini warning system sudah menyala,” katanya.Tercatat 6 kasus tersebut, sebanyak 3 kasus diantaranya disebabkan pendarahan, 1 infeksi dan 2 karena penyakit jantung.

Dinkes Purbalingga juga mencatat per Maret ini di Purbalingga terdapat 6355 bumil, sebanyak 226 diantaranya bumil dengan anemia ringan, 11 anemia berat, 106 hipertensi dan 4 bumil risiko tinggi dengan penyakit jantung. (Zak/RGSFM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *