Puncak Perayaan P5, SMA N 1 Padamara Gelar Prosesi Bertajuk “Smara Mantu”

Pertunjukkan Begalan dalam Prosesi Pernikahan Adat Jawa yang ditampilkan oleh siswa kelas X SMA N 1 Padamara dalam acara puncak P5, Rabu (17/5/2023) di Lapangan Indoor Setempat.

963RGSFM, PURBALINGGA – Sebagai puncak dari perayaan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) dengan tema kearifan lokal dan kewirausahaan, SMA N 1 Padamara menggelar prosesi dengan tajuk “Smara Mantu”. Kegiatan yang berlangsung meriah tersebut digelar  pada Rabu (17/5/2023) di Lapangan Indoor sekolah setempat, dan diikuti sebanyak 28 kelompok siswa kelas X, yang terbagi dalam kelompok kewirausahaan sebanyak 25 STAND dan 13 kelompok kearifan lokal.

Kepala SMA N 1 Padamara, Widi Purnama menjelaskan, dalam pagelaran tersebut ada berbagai kesenian tradisional yang ditampilkan seperti calung banyumasan, kuda lumping, tari tradisional banyumasan, dan juga lengger, selain itu digelar pula prosesi pernikahan adat jawa, mulai dari siraman, panggih penganten hingga begalan.

“Kegiatan hari ini merupakan puncak dari implementasi Projek P5 gabungan dari 2 tema, yakni tema kearifan lokal dan kewirausahaan, semuanya dijadikan satu prosesi karena saling sinkron,” katanya.

Widi menerangkan dipilihnya pernikahan adat jawa karena hal tersebut kini mulai ditinggalkan. Pihaknya juga mengapresiasi terhadap persembahan dari para siswa, pasalnya para siswa tampil luar biasa dalam proyek tersebut.

“Sebetulnya kita bebas memilih jenis kearifan lokalnya, namun ketika kita berkordinasi dengan pimpinan proyeknya, kita merasa anak sekarang banyak yang tidak paham dengan adat, dan mulai banyak yang meninggalkan, sehingga kita pilih pernikahan adat, sekaligus menyesuaikan passion dari peserta didik,”ungkapnya.

Disinggung mengenai masalah pendanaan kegiatan, pihaknya memberikan suntikan dana untuk perkelompoknya sebesar Rp. 200.000 dari dana sekolah. Selain itu menurutnya kegiatan kewirausahaan tersebut melengkapi prosesi kearifan lokal.

“Kita ambil dari dana sekolah kurang lebih dua ratus ribu rupiah untuk perkelompok, namun ketika mereka ingin punya hasil yang ‘wah’ ya monggo mereka modal sendiri, iuran sendiri, dan alhamdulillah banyak dari mereka yang balik modal bahkan untung. Stand kewirausahaan sendiri posisinya strategis, kita desain menyerupai hajatan yang di gedung, jadi sisi depan untuk prosesi kearifan lokal, bagian belakang stand kewirausahaan, ” ujarnya.

Widi berharap dengan berbagai implementasi program P5 yang telah diajarkan, para peserta didik dapat memiliki pengetahuan dan juga skill yang bisa digunakan dimasa yang akan datang.

“Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi para siswa kedepannya, terlebih mereka baru kelas sepuluh, yang tentunya bisa menjadi modal mereka dikemudian hari,” pungkasnya. (Zak/RGSFM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.