Suka Dikomentarin Tetangga? Bodo Amat dengan Komentar Tetangga

Banyak hal-hal negatif yang membuat kita menjadi badmood, kesal, bahkan bete. Terutama saat orang-orang memiliki pandangan negatif tentang kamu, bahkan mereka berusaha menggali kesalahan yang ada dalam diri kita yang belum tentu kebenarannya.

Tapi, apakah kawan setia mau terus-menerus merasa sakit hati karena omongan orang lain?

Perkataan tetangga tidak ada yang bisa menjamin kebenarannya. Kamu yang mengetahui 100% niat dan proses kamu, tetangga hanya cenderung melihat hasil. Selama kamu tidak merugikan tetangga, kamu memilih untuk diam dan tidak ribet. Apabila kamu tahu tetangganya kurang baik kepada kamu, kamu harus tetap baik. Ada tuhan yang membalas. Jika kamu sadar menjadi pusat pembicaraan mereka, kamu hanya merasa cukup bahwa kamu cukup menarik.

Apa kamu memiliki pengalaman yang buruk dengan komentar tentang yang terlalu mencampuri urusanmu?

Maka sejatinya kita juga harus memiliki sikap bodo amat. Bukan karena egois atau anti sosial, tapi ada alasan yang lebih logis soal ini.

Jadi, belajar “Bodo Amat” itu perlu, untuk komentar yang tidak bermutu.

Yuk kawan setia kita sharing di kolom komentar. Terima Kasih, semoga bermanfaat.

(sumber: ig @icampusindonesia)

One thought on “Suka Dikomentarin Tetangga? Bodo Amat dengan Komentar Tetangga

  1. Hidup bertetangga memang membutuhkan kesabaran yang ekstra. Kita tidak bisa memilih tetangga ‘yang sesuai’ dengan keinginan kita. Kita terima jadi. Takdirnya seperti itu.
    Tapi, ujiannya memang seperti itu. Dan jika kita sabar dan lapang dada, sebenarnya tetangga yang banyak komentar alias usil tidak akan menjadi masalah sama sekali buat kita.
    Jadi, kalau saya berusaha berbuat baik kepada tetangga meskipun kadang nyebelin. Meskipun kita agar terpaksa melakukannya.
    Memang hanya itu pilihannya, supaya hidup kita lapang tanpa beban dan kebencian…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *