Purbalingga, Luncurkan Buku Sejarah dan Perkembangan Tembakau di Purbalingga

sumber : Dinkominfo Purbalingga

963rgsfm, Purbalingga – Pemerintah Kabupaten Purbalingga meluncurkan buku tentang sejarah dan perkembangan tembakau. Purbalingga ternyata memiliki sejarah panjang mengenai industri tembakau. Jejaknya terbentang mulai dari era kolonial dimana tembakau yang berasal dari Purbalingga sampai menembus pasar Eropa.

Bupati Purbalingga yang diwakilkan oleh Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum, Yanuar Abidin saat launching dan bedah buku di Operation Room Graha Adhi Guna, belum lama ini, mengapresiasi diterbitkannya “Buku ‘Tembakau di Purbalingga, Sejarah dan Perkembanganya’, menurutnya, buku ini, memperkaya literasi sejarah, budaya dan perkebunan tembakau di Purbalingga.

Menurut Yanuar, pada masanya tembakau Purbalingga dikenal dengan kualitas premiumnya yang dijadikan sebagai bahan pembungkus cerutu di pasar Eropa. Menilik sejarah inilah, tembakau Purbalingga menjadi primadona dan menjadi salah satu latar belakang Belanda melakukan praktek kolonialismenya di Purbalingga pada masa itu. Bahkan Belanda sampai mendirikan pabrik tembakau di Purbalingga.  Masa keemasan tembakau Purbalingga bertahan sampai era PT GMIT yang bergerak di sektor ekspor daun tembakau produksi Purbalingga. Sayangnya, PT GMIT kemudian meredup dan berhenti beroperasi pada 1981. Saat ini, meskipun tembakau Purbalingga tidak lagi untuk mencukupi komoditas ekspor, namun masih ada yang membudidayakanya.

Perkebunan tembakau rakyat di Purbalingga masih tersisa di dua desa di lereng Gunung Slamet, Desa Kutabawa dan Serang, Kecamatan Karangreja. Namun, jumlahnya hanya belasanan hektar, itupun sebagian besar berupa tanaman sela yang lebih banyak untuk konsumsi sendiri, kalaupun dijual di kalangan terbatas saja.

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Ir. Purnawan Setiadi menambahkan bahwa pencetakan buku tersebut dibiayai dari alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). (Fit-ind)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.